2022-04-24 14:49:08 +05:30

31 lines
8.6 KiB
Plaintext

Kepada seluruh anggota regu penjelajahan:
Maafkan aku karena aku meninggalkan kalian tanpa pamit.
Dari lubuk hati yang paling dalam, aku berterima kasih kepada seluruh anggota senior regu penjelajahan atas perhatian yang sudah kalian berikan padaku selama ini. Hal yang paling kusesali adalah ... aku tidak bisa terus bekerja sama dengan kalian lagi.
Untuk Kak Jinwu, kumohon jangan marah dan bersedih atas kepergianku. Aku yakin kamu sudah banyak mencurahkan perhatian kepada para petualang muda yang tidak berbakat tapi tidak ingin menyerah kepada nasib begitu saja. Dan kuyakin aku adalah salah satu orang yang terbodoh dalam kelompok ini. Semoga keegoisanku tidak menjadi beban untukmu. Aku juga berharap, kepergianku kali ini bisa meninggalkan kenangan yang indah untukmu. Aku pernah memiliki sebuah keluarga yang hangat, dan kamu adalah anggota keluarga yang paling dekat denganku .... Terlalu banyak hal dan cerita yang belum sempat kuceritakan kepadamu. Satu-satunya yang tertinggal hanyalah nama tempat yang tidak terlalu menonjol di peta. Yang disayangkan hanyalah, bahkan nama tempat pun tidak sempat kupikirkan, dan kucari dengan baik bagi kakak dan semua orang.
Ya intinya, aku ingin berterima kasih atas perlindungan dan kasih sayangmu padaku selama ini. Daripada aku hanya terus diasuh oleh seorang senior sepertimu, mungkin akan lebih membahagiakan lagi untukku kalau aku bisa memilih untuk menjalani sendiri sebuah perjalanan yang sebenarnya.
Untuk Tuan Khedive, maafkan aku atas keegoisanku. Aku bisa paham bahwa Tuan punya pertimbangan sendiri, atau mungkin seperti yang Tuan katakan, rahasia di dasar Chasm memang bukanlah sesuatu yang sanggup diungkapkan oleh orang-orang biasa. Tapi mungkin karena alasan inilah, semua ini menjadi sangat sulit bagi seseorang sepertiku yang tidak memiliki "Vision" ....
Tapi aku tetap tidak bisa mengendalikan rasa penasaranku, kalau saja petualang biasa yang terkenal seperti Leonard, Stanley, dan Roald sudah menyaksikan juga semua pemandangan yang pernah kusaksikan dengan mata kepalaku sendiri — pernah menapaki Aula Batu kuno yang gelap di kedalaman bersamaku, telah melihat sendiri lumpur rawa ungu kehitaman yang terus menyembur bagai magma yang meletus dari gunung berapi dan batu kristal biru transparan yang melayang di langit-langit, tablet batu kuno yang hampir hancur yang diukir dengan peta kuno, serta berbagai keajaiban lainnya yang sulit kuungkapkan dengan kata-kata .... Apakah para petualang yang tersohor ini akan mundur demi menyelamatkan diri mereka sendiri setelah tahu akan adanya bahaya yang menanti? Atau malah mereka juga akan sama serampangannya sepertiku? Akankah mereka terus menjelajahi jalan yang penuh dengan misteri dan bahaya sekalipun harus membahayakan nyawanya?
Sebagai seorang pelajar, Tuan Khedive ... kamu tidak lebih dari seorang manusia biasa seperti diriku. Kalau kamu menemui hal seperti ini, apakah pilihanmu?
Untuk Clitopho, semoga kamu tidak tersinggung atas ketidakpercayaan dan semua perlakuanku dulu yang egois. Aku sama sekali tidak membencimu. Meskipun kamu berasal dari organisasi ilegal Treasure Hoarder, gerak-gerikmu yang mencurigakan juga sangat menyebalkan, kamu juga agak jorok saat membuatkan minuman untuk semua orang, tidak sopan kepada Kak Jinwu, tidak pernah mengindahkan peraturan keselamatan Bagian Urusan Sipil, juga tidak pernah menurut meskipun sudah dinasehati berkali-kali .... Meskipun kelakuanmu seperti itu, tapi semua itu bukanlah yang terpenting. Sebagai teman, aku cuma ingin kamu tahu kalau aku sama sekali tidak menyesal karena pernah mengenalmu. Justru aku menyesal kenapa aku tidak sempat mengenalmu lebih awal.
Untuk Muning, aku meminta maaf karena aku tidak akan pernah bisa lagi melapor kembali kepadamu. Terima kasih karena kamu terus membantuku untuk mendapatkan jabatan resmi di Bagian Urusan Sipil. Kalau bukan berkat bantuanmu, mungkin aku tidak akan pernah bisa masuk ke Chasm meskipun mulut gua Chasm menganga begitu lebarnya. Mungkin setelah aku pergi, izin resmi dari Bagian Urusan Sipil justru baru akan keluar. Kalau memang begitu, tolong bantu aku untuk menyimpannya dulu. Kalau suatu hari aku bisa kembali, aku pasti akan mentraktirmu makan enak. Aku janji!
Untuk senior {NICKNAME}, terima kasih karena kamu sudah menemaniku dalam perjalanan selama ini. Terima kasih atas bimbingan dan pertolonganmu saat aku sedang berada dalam mara bahaya. Semua ini akan selalu kukenang, aku juga merasa tak berguna saat mengingat kenyataan pahit bahwa aku tidak akan pernah sanggup membalas semua budi baikmu padaku. Sebagai pengembara yang bisa menggunakan kekuatan elemen dengan bebas, tidak bisa dipungkiri kalau kamu adalah anak emas Archon. Tapi jauh di dalam lubuk hatiku, aku tetap masih memiliki rasa ingin tahu yang mendalam. Meskipun mungkin sekarang aku sudah tidak akan bisa lagi mendengar jawabannya darimu .... Apa pendapatmu tentang manusia fana seperti kami?
Pada zaman kuno ketika para pahlawan dan Yaksha bertarung bersama Rex Lapis, pada masa lalu saat para dewa membelah batu menjadi gunung dan mengubah bebatuan menjadi lautan, makhluk fana yang kecil, yang tidak pernah diperhatikan dan diakui oleh para dewa seperti kami ini — bagaimana sebenarnya cara kami bertahan hidup pada masa-masa itu? Cinta dan kebencian, kebahagiaan dan penderitaan, pencapaian yang fana, serta ikatan dan belenggu yang terbentuk di antara para manusia fana .... Semua fenomena ini, apakah memang benar-benar hanyalah sebuah pemandangan yang dipandang dengan sebelah mata oleh para dewa? Tempat tinggal para dewa di zaman kuno dan pemandangan yang tak terungkapkan oleh manusia fana dengan kata-kata, apakah tempat tersebut sesungguhnya adalah sebuah tempat terlarang yang bahkan tidak layak ditapaki oleh para manusia biasa yang memiliki keberanian yang kuat?
Saat ini Rex Lapis telah meninggalkan kita. Semua pernyataan ini sepertinya terdengar sangat tidak pantas ....
Namun kalau dibandingkan dengan orang-orang terpilih yang berhasil menerima anugerah dewa secara kebetulan, jangan-jangan kami para manusia fana yang sama sekali tidak layak ditatap oleh dewa, mungkin juga hanya terlahir ke dunia secara kebetulan. Tapi kami tetap punya sebuah impian dalam hati kami, sebuah impian untuk terus bekerja keras agar tidak terus terjerat dalam penderitaan kemiskinan di dunia ini. Serta kehidupan yang penuh dengan kesibukan yang harus kami jalani setiap hari .... Ah, sudahlah .... Singkatnya, kami berjuang agar tidak terlupakan, dan setiap usaha yang mungkin terlihat kecil kami lakukan demi tujuan itu, atau mungkin kerja keras yang kami tekuni setiap hari dengan hanya bermodalkan keberanian .... Apakah mungkin semua ini adalah perbuatan yang sia-sia?
Para pemetik obat yang mempertaruhkan nyawanya dengan bergantung di tepi tebing yang terjal, para penambang yang berhadapan dengan bahaya letupan amarah tanah pertambangan yang memandang mereka layaknya hidangan sehari-hari, para pekerja bangunan yang menancapkan setiap paku kecil untuk membangun bangunan-bangunan yang tinggi .... Kalau seluruh kerja keras mereka hanyalah sebuah pemandangan biasa saja yang akhirnya akan dilupakan oleh semua orang, maka berikan aku hak untuk bertanya — atas dasar apa para dewa membeda-bedakan harapan dan harga diri setiap orang?!
Berbekal seluruh pertanyaan yang terus muncul di benakku ini, aku memutuskan untuk mengikuti kamu sebagai seniorku, untuk menantang misteri dan bahaya di kedalaman Chasm, untuk menantang batasku sebagai seorang manusia fana. Aku jelas tidak berani membanggakan bahwa diriku sedang "menaklukkan" atau "menjelajahi"nya. Tapi harapan kecilku adalah untuk bisa memasukkan Chasm ke dalam peta yang telah kugambar dan kuubah. Juga memberikan nama-nama manusia fana untuk semua tempat yang telah kujalani dan untuk pemandangan penuh perubahan yang terletak di bawah tanah Chasm. Ya ... benar ... sebuah nama milikku sendiri.
Aku tahu diriku bodoh, tapi aku yakin kalau hanya dengan cara inilah, aku baru bisa menyemangati orang-orang pada generasi berikutnya yang sama sepertiku. Ingin kutunjukkan pada mereka, sejauh apa jalan yang bisa ditempuh dan kisah seperti apa yang bisa diwariskan oleh seorang manusia fana yang tidak terpilih oleh para dewa sepertiku.
Kumohon jangan mengkhawatirkan pergiku yang tanpa pamit ini. Perjalananku baru saja akan dimulai. Saat waktu istirahat telah selesai, aku akan terus melanjutkan langkah kakiku ke kedalaman. Terima kasih untukmu yang telah membukakan jalan untukku. Selama jalan di kedalaman Chasm masih membentang, aku akan terus melanjutkan perjalanan. Aku akan terus berjalan, hingga suatu hari aku sudah tidak sanggup lagi.
Para anggota regu penjelajahan, semoga kalian semua beruntung.
Aku berharap kita akan tetap bisa bertemu lagi di perjalanan bersama dalam waktu dekat.
<image name=UI_TheChasmWedgeOfSealMap_2 />