2022-04-24 14:49:08 +05:30

12 lines
704 B
Plaintext

Sebuah piala yang dulu dimiliki oleh Penjinak Petir.
Mungkin pemilik sebelumnya memakainya untuk meminum petir.
Sekuat apa pun dia, Penjinak Petir tetaplah seorang manusia biasa.
Amarah dan kenikmatan datang dan pergi begitu saja, sama seperti petir yang menggelegar.
Piala itu tidak hanya menjadi saksi pesta pora Penjinak Petir, namun juga kesedihan dan tawanya.
Karena inilah piala yang digunakan untuk anggur kurban selama persembahan,
Dan inilah piala yang memberikan keberanian kepada Sang Penjinak Petir saat menjelajah ke dalam gua monster yang buas,
Dari piala ini jugalah satu-satunya sumber persahabatan untuk Sang Penjinak Petir, yang menghabiskan hari-hari terakhirnya dalam kesendirian.