2022-04-24 14:49:08 +05:30

13 lines
1.2 KiB
Plaintext

Bagi para masyarakat samudra, mutiara terang milik dewa Watatsumi yang terdahulu, merupakan harta yang tak ternilai.
Hanya Pemimpin Suci sajalah yang layak menyanyikan lagu pujian agung, yang mengisahkan mutiara-mutiara tersebut.
Dikisahkan bahwa kerang-kerang sewarna pelangi menghasilkan mutiara tanpa cela ini sebagai ucapan syukur mereka atas kasih sang Watatsumi.
Dan pada kemudian hari, garis keturunan para Pemimpin Suci pun konon berawal dari mutiara-mutiara indah tersebut.
Melangkah dari keramba mereka nan lembut, dia dan para saudari yang menari di atas laut dan di bawah rembulan, begitu dikasihi olehnya,
demikian sang Omikami menganugerahkan mutiara-mutiara teramat indah, yang membangkitkan keinginan mereka untuk melihat mentari siang.
Mutiara pun bersinar lebih terang, ketika digenggam oleh mereka yang dalam darahnya mengalir darah sang Watatsumi.
Demikianlah kisah ini diwariskan dari masa lalu, dan kebenarannya tak lagi dapat dipastikan.
Namun juga dikatakan bahwa saat detik-detik kekalahan, sang Pemimpin Suci dan kedua saudari kembar mengganti baju mereka dan menyembunyikan diri di balik gulungan ombak.
Dan mutiara terang itu pun hilang, kembali ke dalam kesendirian di bawah samudra luas.