mirror of
https://github.com/Koko-boya/Grasscutter_Resources
synced 2024-01-31 23:23:19 +08:00
48 lines
4.1 KiB
Plaintext
48 lines
4.1 KiB
Plaintext
|
|
Di tempat yang pernah penuh dengan tarian, di hadapan takhta, suara lonceng masih berdenting.
|
|
Siluet putih yang dahulu menjadi incaran, tiada kembali, namun tetap dalam mimpi tanpa henti, dan tanpa jalan keluar ....
|
|
|
|
"Ketika itu aku hanyalah seorang bodoh, tak ada apa-apanya dibanding Sang Hakushin."
|
|
"Nekat, bagaikan mengais makanan di dalam salju, berusaha agar dia memalingkan wajahnya."
|
|
"Konyolnya, keberanian itu menggerakan hatinya dan menimbulkan belas kasihannya padaku."
|
|
"Dan begitulah ceritanya aku mendapat kehormatan untuk melayaninya. Menghangatkan tangan dan kakinya. Sungguh sebuah kehormatan."
|
|
|
|
"Setelah itu, Saiguu Yang Agung pergi dan tidak pernah kembali, dan semua pendahuluku pun berpisah karena berbagai macam alasan."
|
|
"Dan seperti itulah posisi "Miko" diberikan padaku yang masih polos dan bodoh, posisi yang terus kupegang seiring dengan pertumbuhanku hingga jadi seperti diriku hari ini."
|
|
"Demikianlah tanggung jawab untuk membuatnya gembira, jatuh ke atas pundakku."
|
|
"Ketika tarian Kagura kupertunjukkan untuk kali pertama pada malam itu, aku menyadari beban dari masa lalu itu."
|
|
|
|
Suara lonceng berdenting di kejauhan, sang Kitsune perak yang hebat, sahabat sekaligus guru, menghilang mengikuti aliran mimpi yang tak berakhir.
|
|
Suara itu kembali, dan bantaran pasir yang tangguh pun lekang oleh arus yang berputar.
|
|
Putih dan murni, para pemeran dari masa lalu pun perlahan mundur ke dalam gelapnya kenangan.
|
|
Seperti itulah keturunan tunggal Kitsune mengambil lonceng Kagura dan menari untuk "saat ini".
|
|
|
|
Aku mengenal Tengu muda yang keras kepala, dan memperdayainya untuk "berlatih", menyepi ke pegunungan.
|
|
Sifatnya keras. Karena itu kuserahkan dia ke Klan Kujou yang tegar tengkuk.
|
|
Dan meskipun aku pernah bertanding melawan oni keras kepala dan harus kalah karena keteguhan pihak lawanku ....
|
|
Aku menambahkan sesuatu agar pertandingan kami lebih menarik.
|
|
Aku mengenal keturunan Adeptus dan manusia yang tinggal di tempat jauh. Kuberi dia hadiah tanaman laut yang segar dan besar.
|
|
Namun aku tidak mengerti rasa cintanya yang mendekati konyol. Bukankah itu sama saja keterikatan?
|
|
Cahaya rembulan menerangi taman agung, menembus celah di antara cabang dan pokok, dan menyentuh halaman yang kosong.
|
|
Pemandangan itu masih saja jelas di hatiku yang dangkal ini, jelas secerah kilau ribuan batu permata ....
|
|
|
|
"Dalam ratusan tahun yang berlalu begitu cepat, aku berjalan di atas bumi ini, mengambil begitu banyak wujud."
|
|
"Aku belum berkesempatan untuk berhubungan dekat dengan manusia fana, namun aku tahu indahnya kemanusiaan."
|
|
"Dan dirinya, sahabatku, masih punya waktu untuk berkelana."
|
|
"Marilah kita saksikan dunia yang tidak sempurna ini, nikmati keterikatannya pada cinta dan benci, pada pertemuan dan perpisahan."
|
|
|
|
Karena Yang Mulia mencurahkan seluruh waktu dan tenaganya demi Keabadian, harus ada pihak yang menjaga para manusia fana.
|
|
Untuk meredam kebencian sang oni jahat Kuroami, aku pernah menunjukkan sebagian kecil kekuatan yang kupunya.
|
|
Dan bencana besar yang disebabkan oleh Kosanta si Tanuki Botak juga harus dihentikan dengan menggunakan sedikit ilmu sihir.
|
|
Bajak laut Rinzou, sang teror kepulauan, juga dikalahkan oleh sedikit kekeliruan dalam rencananya.
|
|
Dan untuk si orang aneh yang hidup abadi itu ....
|
|
Kuharap "dia" akan terus jalan di jalur yang benar, dan tidak akan pernah jadi ancaman bagi kita semua.
|
|
Sisa-sisa jiwa sang ahli pedang yang telah menghitam, binatang buas pembawa bencana yang bersembunyi di hutan terlarang, semuanya telah musnah ....
|
|
Bila dibandingkan dengan Keabadian yang didambakan oleh Yang Mulia, semuanya itu hanya selingan belaka.
|
|
Menunggu dirinya sadar seakan menunggu hari esok yang tak kunjung datang, namun aku tahu waktu ada di pihak kita.
|
|
|
|
"Halah, Euthymia tanpa angin, tanpa bulan, cuma ada bunga teratai dan udumbara yang tak kunjung layu."
|
|
"Sepi pula tidak ada siapa-siapa. Aku bisa bosan setengah mati."
|
|
"Aku lebih baik mabuk, lalu mematahkan dahan Sacred Sakura sambil bikin keributan bersama para youkai kurang ajar."
|
|
"Cerita ini bukan dongeng masa lalu ya. Ini harapanku untuk masa depan."
|
|
"Nah, Yang Mulia-ku tersayang, apa aku masih boleh mengikutimu untuk melihat kelopak ungu pertama yang mekar setelah salju mencair?" |