2022-04-24 14:49:08 +05:30

33 lines
1.8 KiB
Plaintext

Ketika putri Vindagnyr lahir di bawah pohon putih ini,
ketika menerima berkat, pegunungan hijau negara itu dipenuhi dengan sukacita.
Kebahagiaan Sal Vindagnyr akan bertahan selamanya,
Sama seperti pohon putih yang menembus bumi dan tidak pernah layu...
Demi orang-orang di negara di atas gunung, saat itulah aku berpikir seperti itu.
Mereka yang telah menyaksikan banyak peristiwa dan orang-orang yang dengan tulus memercayainya,
Kecantikan dan kebajikan sang putri akan selalu berkilau seterang cahaya bulan...
Ketika es yang bahkan bisa membekukan langit sekalipun itu turun,
bahkan ketika pohon ini dihancurkan oleh guncangannya,
gadis itu mengambil cabang ranting yang paling lengkap,
untuk melanjutkan kehidupan pohon yang menaungi tempat itu.
Namun pada akhirnya, kehidupan yang bercabang tersebut tidak pernah bisa bertahan.
Badai es dan salju yang menusuk seperti pedang akhirnya menghalangi cahaya bulan...
Setelah waktu yang sangat teramat panjang, dahulu kala...
Ketika naga hitam dan Dvalin bertarung sampai titik darah penghabisan,
ketika pertumpahan darah mewarnai lembah putih itu menjadi merah,
pohon ini teringat bahwa dia tidak mati sekalipun ditinggalkan,
dan akarnya menjulur dengan rakus ke darah hangat yang mengairi permukaan bumi.
Karena seseorang menyiramkan sebuah esens merah darah ke atasnya,
pohon putih yang seharusnya telah lama mati teringat akan masa lalunya...
dia mengumpulkan semua kekuatannya dan membuahkan hasil...
Orang-orang yang kunaungi, imam-imam yang memberiku nyanyian pujian,
gadis cantik yang sering melukis di sisiku,
kebahagiaan yang tidak pernah dimiliki telah menjadi buah es berwarna merah tua.
Biarkan mereka yang bisa memberi penghakiman ke dunia yang kejam ini,
dapat membawa keadilan dengan "buah pahit" yang belum pernah dimiliki siapa pun.