2022-04-24 14:49:08 +05:30

14 lines
975 B
Plaintext

Apa yang mengalir dalam jam pasir ini bukanlah pasir biasa, melainkan pasir yang membakar.
Sama seperti pasir yang membakar ini, waktu berjalan tanpa meninggalkan jejak kehadirannya.
Kisah tenang Sang Penjinak Lava berlanjut bahkan setelah dia mengarungi Mare Jivari,
Dikatakan bahwa dia menghabiskan seratus tahun tinggal bagaikan pertapa.
Tetapi perjalanan singkat ini hanya memberi sedikit kelegaan dari siksaannya yang membara.
Selama waktunya sebagai orang bijak yang terpencil, Sang Penjinak Lava tidak tahan menanggung siksaan abadi. Dia membuat jam pasir ini untuk menandai berlalunya waktu.
Sebagaimana api membara, pasir membara turun tanpa henti melalui jam pasir hari demi hari.
Sayangnya, walaupun Sang Penjinak Lava tidak takut akan bara api panas dari Mare Jivari, dia tidak dapat menghentikan siksaan api waktu.
Penderitaan ditinggal sendirian tanpa murid-murid dan keluarga yang dia sayangi, membakar jiwanya lebih dari api yang bisa membakar dagingnya.